Senin, 03-03-2008

(Adshit Al Qusayr, 2/3) Membuka lembaran sejarah perjuangan bangsa, tercatat nama Jenderal Kohler seorang perwira tinggi Belanda yang dikalahkan pejuang Indonesia di Aceh yang bahkan mengakibatkan tewasnya jenderal tersebut dalam suatu pertempuran di depan masjid raya Baiturrahman pada tahun 1873.

Kini setelah 135 tahun berlalu, sejarah terulang lagi. Tentunya dengan pelaku, peristiwa dan kisah yang berbeda. Dalam “pertarungan” sengit di lapangan tembak Ebel Es Saqi, Marjayoun, Lebanon Selatan pada Sabtu sore (1/3) Indonesia kembali berhasil mengalahkan seorang Jenderal yang kali ini berasal dari Spanyol sekaligus mengalahkan para Komandan Kontingen PBB dalam pertandingan menembak antar Komandan Kontingen PBB yang bertugas di bawah Komando Sektor Timur UNIFIL.

Komandan Sektor Timur UNIFIL Brigadir Jenderal Casimiro Sanjuan Martinez dari Spanyol “terpaksa” harus mengakui keunggulan Letnan Kolonel Inf A M Putranto, S.Sos Komandan Satgas Yon Mekanis TNI Kontingen Garuda (Konga) XXIII-B setelah diadu dalam 2 match menembak berturut-turut. Match pertama merupakan pertandingan menembak pistol kaliber 9 mm dengan jarak 25 meter. Match selanjutnya, menembak senapan kaliber 5,56 mm dengan jarak 100 meter. Selain Komandan Sektor, petembak yang mengikuti pertandingan ialah para Komandan dan Wakil Komandan Kontingen dari 5 negara yang berbeda yaitu : Malaysia, Spanyol, India, Nepal dan Indonesia sendiri. Mereka masing-masing dijadikan 1 tim sesuai dengan asal negaranya. Pada pertandingan tersebut, para petembak hanya diadu dalam 1 sikap menembak yaitu sikap berdiri dan diberikan 20 butir peluru yang harus ditembakkan ke sasaran tanpa dibatasi waktu. Pada pelaksanaannya, setiap match dibagi menjadi 2 sesi yang diatur sedemikian rupa sehingga berselang-seling antara Komandan dan Wakil Komandan Kontingen dimana setiap sesi menghabiskan 10 butir peluru.

Pada akhir pertandingan juri mengumumkan hasil skor yang diraih oleh tim petembak dalam nomor pistol dan senapan. Kali ini petembak dari negara serumpun Malaysia sama sekali tidak berkutik menghadapi keunggulan Kontingen Indonesia. Mereka nyaris berada di peringkat terakhir, yaitu peringkat ke-5 dari 6 tim peserta. Hasil selengkapnya ialah sebagai berikut : Peringkat ke-1 ditempati oleh tim Indonesia (Letkol Inf A M Putranto, S.Sos dan Letkol Mar Ipung Purwadi), kemudian tim Spanyol/ Markas Komando (Brigjen Sanjuan Martinez dan Kolonel Cantala Piedra) di peringkat ke-2, selanjutnya disusul tim India (Kolonel Gurpirpal Singh dan Letkol Sundhanwa Atre) di peringkat ke-3. Di peringkat ke-4, ditempati kembali oleh tim Kontingen Spanyol (Letkol Sanchez Tapia dan Mayor Leirma). Kemudian tim Malaysia (Kolonel Salim Ahmad dan Letkol Abdul Halim) berada di peringkat ke-5 dan peringkat terakhir ditempati oleh Nepal (Letkol Sanjog Samser dan Mayor S.Khumar Shah).

Mengakui kehebatan tim Petembak Indonesia, Brigjen Sanjuan berulang kali memuji Dansatgas Konga XXIII B di depan para Komandan Kontingen yang hadir dalam pertandingan tersebut, ”You’re the best, Colonel Putranto. Really, you’re perfect. For sure, your soldiers also the best shooters!” demikian pujian yang dituturkan oleh jenderal bintang satu yang akan mengakhiri tugasnya pada akhir bulan ini. Bahkan karena penasaran dengan senjata SS-1 buatan Pindad yang digunakan oleh Letkol Inf A M Putranto, S.Sos dan Letkol Mar Ipung Purwadi, Brigjen Sanjuan kemudian memerintahkan agar dilaksanakan 1 match tambahan dimana masing-masing petembak saling bertukar senapan. Sanjuan sendiri memilih menggunakan SS-1 yang merupakan kebanggaan tentara Indonesia itu. Ternyata hasil tembakannya cukup lumayan dimana dari 5 butir yang ditembakkan, 3 butir diantaranya masuk tepat d itengah-tengah sasaran. Melihat hasil tersebut, giliran Dansatgas yang memuji, ”General, I’m proud of you. You’re also the real shooter. Even you use my riffle, SS-1, you got outstanding shoots, excellent!”. Pujian tersebut langsung disambut dengan senyuman dan pelukan hangat dari Brigjen Sanjuan. Sebuah momen yang langka dan bersejarah, tentunya.

Pada acara penyerahan hadiah yang berlangsung di Markas Komando Sektor Timur ”Miguel De Carvantes” Marjayoun – Lebanon Selatan, Kontingen Indonesia meraih beberapa penghargaan sekaligus yaitu sebagai berikut : Peringkat I Menembak Senapan dan Peringkat II Menembak Pistol diraih oleh Dansatgas Konga XXIII-B Letkol Inf A M Putranto, S.Sos. Bahkan khusus untuk Dansatgas, karena perolehan nilainya yang jauh di atas peserta lainnya diberikan trophy spesial ”The Best Marksman at Riffle”. Selanjutnya, Peringkat III Menembak Senapan dan Peringkat IV Menembak Pistol diraih oleh Wadansatgas Letkol Mar Ipung Purwadi. Puncaknya, dari akumulasi beberapa penghargaan tersebut Kontingen Indonesia berhak menerima gelar dan hadiah sebagai Juara Umum Menembak yang diserahkan langsung oleh Dansektor Timur Brigjen Sanjuan Martinez di-iringi applaus meriah dari hadirin yang menyaksikan acara tersebut.

Pertandingan menembak ini merupakan kegiatan yang diprakarsai oleh Komando Sektor Timur UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) dalam rangka mempererat persahabatan dan kerja sama antar Kontingen di jajaran Sektor Timur, sekaligus juga bertujuan untuk menjaga kemampuan menembak sebagai prajurit profesional sesuai standar Pasukan Perdamaian PBB.Kegiatan yang termasuk tugas tambahan ini tidak sedikit pun mengurangi tugas pokok kontingen UNIFIL, termasuk Kontingen Garuda XXIII-B yaitu untuk memelihara perdamaian di Lebanon Selatan sesuai Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701 melalui pelaksanaan patroli, baik berjalan kaki maupun berkendaraan serta melakukan observasi secara terus menerus di Area Operasi sepanjang Blue Line yang memisahkan antara wilayah Lebanon dan Israel.

Sumber:: Kapten Chb Sandy M. Prakasa/ Lebanon

(Sumber: http://www.wikimu.com/news/DisplayNews.aspx?id=6962)