1044322_10201594834613120_1742088460_n

Akhir bulan Juni, seinget saya bergabung dengan club penggemar Metallica di Indonesia yakni and Indonesian for all (AIFA), yang melahirkan semangat yang lebih menderu nonton konser Metallica, selain tambah banyak pengetahuan tentunya. Dalam akhir bulan itu pula, muncul di berbagai situs internet, poster metallica Live Jakarta 25 Agustus 2013, saya mengabadikannya di wall FB.

Harapan semakin besar akan kenyataan sesuai poster itu, setelah di situs resmi Metallica diumumkan akan konser di Singapore, lalu Malaysia. Syukur, minggu 7 Juli 2013, dapet kabar dari pedagang kaos, Riskan, kalau Metallica dah confirm live di Jakarta. Kontan, pagi itu juga langsung pergi ke warnet bersama istri. Rasa kegirangan tak terbendung. “Pasti aku nonton”, nyatakan kepada istri…”Aku ?”, lanjut istri. “Iya, kita beli dua tiket, kita nonton bareng”, ajakku.

Senin kerja, di FB dah ramai banget berita kepastian kalau Metallica akan konser di Jakarta. Langsung order via online, dan cetak vouchernya. Ternyata sore itu harus dibayar, uang belum ada. Selama 3 minggu-an, sambil menunggu gaji turun, rasanya lama banget. Akhir Juli, kami berdua ke Distarra MOI untuk beli tiket. Kini, kami bukan hanya berdua, tapi ditambah dengan kaka dari istri saya.

Peralatan perang yang ketika itu terpikirkan ialah ingin membuat battle jacket. Jaket rompi yang pernah saya pakai di konser Iron Maiden 2011, segera diperbaiki. Selain sudah kekecilan, ditambah patch/emblem band-band kesukaan saya, pastinya bakalan lebih keren. Sayangnya, menjelang konser, walaupun sudah lumayan bagus, niat akan memakainya, diurungkan setelah membaca petuah-petuah di Aifa.

IMG_1868

IMG_1869

(pra-battle jacket yang rencana akan diajak nonton)

Selama sebulan hingga 24 Agustus, perjalanan menuju perhelatan itu berlangsung enjoy. Ramadhan, lebaran, dan kepastian sudah memiliki tiket ditambah update pengetahuan serta teman via FB AIFA, semakin menambah semangat untuk JKT25.

Setelah terombang-ambing dengan ketidakjelasan penukaran voucher tiket, sekitar tanggal 22-23 Agustus, ditegaskan bahwa penukaran bukan dilakukan di distarra MOI, tapi di GBK. Saya langsung berfikir betapa crowded-nya 50 ribuan orang menukar tiket dalam sehari. Ternyata, perkiraan saya tidak tepat, konsentrasi massa dibagi-bagi sesuai kelas tiketnya.

Kerinduan yang menggebu dari calon penonton, menghadirkan pemandangan antrian panjang saat penukaran tiket. Saya sendiri jalan dari rumah jam 1o.00-an, dan baru mulai berdiri mengantri sekitar jam 11.00. Dalam dua jam mengantri yang ditemani terik matahari, saya berkenalan dengan calon penonton. Terasa begitu akrab. Sekitar jam 12.00, gerbang berwarna kuning hampir roboh menimpa orang karena terpaan angin siang hari yang terbilang kencang. Di saat itu, saya menengok ke belakang antrian ada seorang yang sepertinya saya kenal, mau foto bareng takut antrian di serobot orang lain. Dia adalah vokalis band dari Kalimantan, Kapital yang pernah menjadi rentetan band pembuka Helloween 2013 di Kukar dan Hammersonic 2013 lalu.

IMG_2056

Pembagian pengambilan tiket hanya dibagi per-kelas, padahal para pemegang voucher tiket membelinya di berbagai tempat, ada yang online dengan berbagai situs dan offline. Saya dan lainnya sebagai pemegang voucher dari Disctara terasa “gerah”, pasalnya tidak pernah dipanggil diantara para calon penonton yang terus berkurang sesuai panggilan tempat dimana mereka order tiket. Sekitar jam 13.00-an, baru diumumkan oleh panitia kalau Disctarra ada line-antrian tersendiri. Calon penonton teriak dan protes karena Disctara-lah satu-satunya yang belum siap pada tahap penukaran ini. Panitia juga menyataan hal yang sama. Walaupun demikian, secara umum berlangsung baik tanpa ada kerusuhan.

IMG_2059

Setelah melewati antrian yang kiri-kanannya berdiri besi hitam, akhirnya saya kembali antri untuk langsung ke loket Disctara. Allhamdulillah, tidak lebih dari 5 menit voucher berubah jadi tiket. Saat menukarkan, saya menunjukkan KTP sesuai syarat yang saya baca dimedia dan konfirmasi ke Disctara MOI, namun petugas loketnya langsung mengembalikannya. Saya kemudian bertanya: “lho, kan syaratnya pakai KTP?”, petugas yang masih terlihat muda itu berkata: “ngak usah pak, ini aja (vocher) juga dah cukup”…”dodol, dodol, peraturan koq ngak ada yang bener ya?”, gumamku!.

IMG_2050

IMG_2071

Setelah foto-foto, saya bertemu calon pembeli tiket yang deal via kaskus. Oleh karena istri dah positif hamil, dan ngidamnya “dahsyat”, jalan yang paling rasional ialah menjual tiketnya. Tiket tinggal dua, rencananya ipar akan nonton dengan kawan-kawannya, dan saya sendiri. Berbekal beberapa kali dah nonton konser dari artis rock atau metal internasional, maka saya PD aja walau istri selalu wanti-wanti: “hati-hati mas, inikan baru pertama kali nonton konser metal sendiri”.

Tiket sudah dipegang, dalam hati berkata: “tiket sudah ditangan, 24 jam lagi kembali ke GBK untuk antri masuk agar dapat di frontrow”….

IMG_2066